Jumat, 09 Maret 2012

LANDASAN PEMBELAJARAN TEMATIK


LANDASAN PEMBELAJARAN TEMATIK
Disusun untuk memenuhu tugas terstruktur mata kuliah
Pembelajaran tematik MI



Disusun oleh:
Zayin Miftakul Arifin (210609079)

Dosen Pengampu:
Kurnia Hidayati, M.Pd

JURUSAN TARBIYA
PROGRAM STUDI PGMI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PONOROGO
2012






LANDASAN PEMBELAJARAN TEMATIK
A.    PENDAHULUAN
Dalam pembelajaran tematik mempunyai landasan-landasan yang digunakan untuk menjalankan ataupun melaksanakan sebuah pembelajaran tersebut agar dapat berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Dalam pembelajaran tematik ada 3 landasan yang utama yaiutu landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan yuridis. Ketiga landasan tersebutlah yang mendasari dari pembelajaran temati.

B.     LANDASAN PEMBELAJARAN TEMATIK
1.      Landasan filosofis
Menurut Sukayati (2004:4), landasan filosofis dari implementasi pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3) humanisme. Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman peserta didik. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung peserta didik(direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada peserta didik, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing peserta didik. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan peserta didikyang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Aliran humanisme melihat peserta didikdari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.

2.      Landasan Psikologis
Landasan psikologis terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didikdan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada peserta didikagar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada peserta didikdan bagaimana pula peserta didikharus mempelajarinya. Melalui pembelajaran tematik diharapkan adanya perubahan perilaku peserta didikmenuju kedewasaan, baik fisik, mental/intelektual, moral maupun sosial.

3.      Landasan Yuridis
Landasan yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b).

4.      Kurikulum dalam pembelajaran TEMATIK
Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran tematik ini adalah kurikulum terpadu atau kurikulum terpadu interdisipliner. Kekuatan manusia ada penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan menerapkannya. Ilmu pengetahuan dibangun sekolah secara bertahap dan tersekat-sekat dalam banyak mata pelajaran, dalam banyak disiplin yang karakternya berbeda-beda. Namun, dalam penerapannya, siswa hampir selalu memerlukan pendekatan yang integratif, berbagai disiplin dan pendekatan itu diterapkan secara simultan dalam menyikapi berbagai gejala kehidupan scara kritis, dalam memecahkan berbagai masalah kehidupan.
Keterampilan untuk menggunakan berbagai disiplin ilmu secara simultan, sistematis dan  logis sering tidak tergarap oleh sekolah. Masalahnya, sekolah lebih berkonsetrasi pada peningkatan kemampuan siswa dalam bidang agama, bahasa, matematika, sejarah dan yang lainnya. Memecahkan masalah bagaimana menggunakan berbagai bidang disiplin ilmu dalam menghadapi masalah kehidupan secara integratif  sepertinya cukup diserahkan kepada siswa untuk mengembangkan kompetensinya secara alamiah.
Banyak lembaga pendidikan yang memberikan perhatian terhadap masalah itu. Di antaranya dengan mengembangkan kurikulum terpadu. Di beberapa sekolah unggul di Indonesia mengadopsi strategi pembelajaran ini sebagai ciri khas keunggulan proses pembelajaran. Dalam pembelajaran tematik memungkinkan satu tema tertentu dibahas dari berbagai disiplin ilmu. Contoh, tema pengelolaan sampah rumah tangga perkotaan dibahas dari sisi agama, sejarah, biologi, geografi, kimia, sehingga tema itu menjadi bahan pembahasan sejumlah mata pelajaran.
Untuk menerapkan model pembelajaran seperti itu memerlukan disain kurikulum yang berbeda dengan model pembelajaran per disiplin ilmu. Sekolah perlu menentukan tema-tema yang relevan dengan banyak Standan Kompetensi dan Kompetensi dasar pada berbagai mata pelajaran. Perlu menetapkan tujuan pembelajaran pada tema-tema yang dipilih dan perlu mengembangkan kolaborasi pendidik sehingga tidak bekerja sendiri-sendiri.
Kurikulum Terpadu merupakan suatu pendekatan yang mempersiapkan siswa untuk belajar mengembangkan kompetensi yang dibutuhkan kehidupan di abad depan dengan yang terintegrasi dalam berbagai dimensi.Dengan pendekatan ini siswa memadukan berbagai aspek keilmuan yang fous pada pemahaman gejalan kehidupan secara terintegrasi pula dalam bidang studi yang luas.
Kegiatan belajar dan mengajar dengan dengan pendekatan holostik ini  mencerminkan dunia nyata, yang kompleks dan interaktif. Secara umum, kurikulum atau kurikulum terpadu interdisipliner meliputi:
·       Kombinasi bebagai mata pelajaran
·       Penekanan pada proyek-proyek atau tutas terstruktur
·       Sumber buku teks melampau berbagai mata pelajaran
·       Menghubungkan antara konsep
·       Mengorganikasi unit-unit dalam satu tema
·       Jadwal Fleksibel
·       Fleksibel pengelompokan siswa.


Artikel ini dikutip dari:
-          http://blog.tp.ac.id/landasan-filosofis-psikologis-dan-yuridis-pembelajaran-tematik
-          http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=landasan%20filosofis%20pembelajaran%20tematik&source=web&cd=4&ved=0CD4QFjAD&url=http%3A%2F%2Ftarmizi.files.wordpress.com%2F2008%2F12%2Flandasan-pembelajaran-tematik4.doc&ei=DJdZT9fnC8LGmQWl0PWxDw&usg=AFQjCNES1o3RF3sEcd1tEucDYEGTjO98PA&cad=rja
-          http://www.sekolahdasar.net/2011/03/pembelajaran-tematik-di-sekolah-dasar_21.html
-          http://mbegedut.blogspot.com/2011/01/pengertian-landasan-dan-karakteristik.html
-          http://gurupembaharu.com/home/?p=5104




landasan pembelajaran tematik


LANDASAN PEMBELAJARAN TEMATIK
Disusun untuk memenuhu tugas terstruktur mata kuliah
Pembelajaran tematik MI


Disusun oleh:
Zayin Miftakul Arifin (210609079)

Dosen Pengampu:
Kurnia Hidayati, M.Pd

JURUSAN TARBIYA
PROGRAM STUDI PGMI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PONOROGO
2012



LANDASAN PEMBELAJARAN TEMATIK
A.    PENDAHULUAN
Dalam pembelajaran tematik mempunyai landasan-landasan yang digunakan untuk menjalankan ataupun melaksanakan sebuah pembelajaran tersebut agar dapat berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Dalam pembelajaran tematik ada 3 landasan yang utama yaiutu landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan yuridis. Ketiga landasan tersebutlah yang mendasari dari pembelajaran temati.

B.     LANDASAN PEMBELAJARAN TEMATIK
1.      Landasan filosofis
Menurut Sukayati (2004:4), landasan filosofis dari implementasi pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3) humanisme. Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman peserta didik. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung peserta didik(direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada peserta didik, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing peserta didik. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan peserta didikyang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Aliran humanisme melihat peserta didikdari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.

2.      Landasan Psikologis
Landasan psikologis terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didikdan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada peserta didikagar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada peserta didikdan bagaimana pula peserta didikharus mempelajarinya. Melalui pembelajaran tematik diharapkan adanya perubahan perilaku peserta didikmenuju kedewasaan, baik fisik, mental/intelektual, moral maupun sosial.

3.      Landasan Yuridis
Landasan yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b).

4.      Kurikulum dalam pembelajaran TEMATIK
Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran tematik ini adalah kurikulum terpadu atau kurikulum terpadu interdisipliner. Kekuatan manusia ada penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan menerapkannya. Ilmu pengetahuan dibangun sekolah secara bertahap dan tersekat-sekat dalam banyak mata pelajaran, dalam banyak disiplin yang karakternya berbeda-beda. Namun, dalam penerapannya, siswa hampir selalu memerlukan pendekatan yang integratif, berbagai disiplin dan pendekatan itu diterapkan secara simultan dalam menyikapi berbagai gejala kehidupan scara kritis, dalam memecahkan berbagai masalah kehidupan.
Keterampilan untuk menggunakan berbagai disiplin ilmu secara simultan, sistematis dan  logis sering tidak tergarap oleh sekolah. Masalahnya, sekolah lebih berkonsetrasi pada peningkatan kemampuan siswa dalam bidang agama, bahasa, matematika, sejarah dan yang lainnya. Memecahkan masalah bagaimana menggunakan berbagai bidang disiplin ilmu dalam menghadapi masalah kehidupan secara integratif  sepertinya cukup diserahkan kepada siswa untuk mengembangkan kompetensinya secara alamiah.
Banyak lembaga pendidikan yang memberikan perhatian terhadap masalah itu. Di antaranya dengan mengembangkan kurikulum terpadu. Di beberapa sekolah unggul di Indonesia mengadopsi strategi pembelajaran ini sebagai ciri khas keunggulan proses pembelajaran. Dalam pembelajaran tematik memungkinkan satu tema tertentu dibahas dari berbagai disiplin ilmu. Contoh, tema pengelolaan sampah rumah tangga perkotaan dibahas dari sisi agama, sejarah, biologi, geografi, kimia, sehingga tema itu menjadi bahan pembahasan sejumlah mata pelajaran.
Untuk menerapkan model pembelajaran seperti itu memerlukan disain kurikulum yang berbeda dengan model pembelajaran per disiplin ilmu. Sekolah perlu menentukan tema-tema yang relevan dengan banyak Standan Kompetensi dan Kompetensi dasar pada berbagai mata pelajaran. Perlu menetapkan tujuan pembelajaran pada tema-tema yang dipilih dan perlu mengembangkan kolaborasi pendidik sehingga tidak bekerja sendiri-sendiri.
Kurikulum Terpadu merupakan suatu pendekatan yang mempersiapkan siswa untuk belajar mengembangkan kompetensi yang dibutuhkan kehidupan di abad depan dengan yang terintegrasi dalam berbagai dimensi.Dengan pendekatan ini siswa memadukan berbagai aspek keilmuan yang fous pada pemahaman gejalan kehidupan secara terintegrasi pula dalam bidang studi yang luas.
Kegiatan belajar dan mengajar dengan dengan pendekatan holostik ini  mencerminkan dunia nyata, yang kompleks dan interaktif. Secara umum, kurikulum atau kurikulum terpadu interdisipliner meliputi:
·       Kombinasi bebagai mata pelajaran
·       Penekanan pada proyek-proyek atau tutas terstruktur
·       Sumber buku teks melampau berbagai mata pelajaran
·       Menghubungkan antara konsep
·       Mengorganikasi unit-unit dalam satu tema
·       Jadwal Fleksibel
·       Fleksibel pengelompokan siswa.


Artikel ini dikutip dari:
-          http://blog.tp.ac.id/landasan-filosofis-psikologis-dan-yuridis-pembelajaran-tematik
-          http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=landasan%20filosofis%20pembelajaran%20tematik&source=web&cd=4&ved=0CD4QFjAD&url=http%3A%2F%2Ftarmizi.files.wordpress.com%2F2008%2F12%2Flandasan-pembelajaran-tematik4.doc&ei=DJdZT9fnC8LGmQWl0PWxDw&usg=AFQjCNES1o3RF3sEcd1tEucDYEGTjO98PA&cad=rja
-          http://www.sekolahdasar.net/2011/03/pembelajaran-tematik-di-sekolah-dasar_21.html
-          http://mbegedut.blogspot.com/2011/01/pengertian-landasan-dan-karakteristik.html
http://gurupembaharu.com/home/?p=5104